TIKTAKBORNEO. COM – PENAJAM – Desa Bangun Mulya, Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara, mendapat sentuhan baru berkat kehadiran 10 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan 51 Universitas Mulawarman (Unmul). Selama sebulan penuh, mereka tak hanya menjalankan program, tetapi juga melebur dengan kehidupan sehari-hari warga, membawa perubahan nyata bagi desa.
Ketua KKN 51, Lexi Okniel Editya, mengatakan pihaknya memilih Desa Bangun Mulya karena potensi besar di sektor pertanian dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Kami melihat desa ini sudah cukup maju, tapi masih banyak ruang untuk dikembangkan, terutama pertanian dan UMKM. Itu yang jadi dasar kami menyusun program kerja,” ujar Lexi, Selasa (19/8/2025).
Mahasiswa KKN 51 berfokus pada program yang relevan dengan mata pencarian utama warga, yaitu pertanian. Mereka membangun kebun edukasi tanaman toga dan menanam 160 bibit tanaman. Selain itu, mereka juga memasang papan penanda potensi desa sebagai pengingat akan kekayaan alam yang dimiliki Bangun Mulya.
Tak hanya itu, mereka juga peka terhadap isu keamanan. Melihat kondisi jalan desa yang gelap pada malam hari, mahasiswa menggagas pemasangan Penerangan Jalan Umum (PJU).
“Kalau jalan gelap, bisa memicu tindak kejahatan. Jadi PJU ini salah satu bentuk antisipasi kami,” terangnya.
Di sektor ekonomi, mereka memberi pendampingan UMKM dengan langkah-langkah konkret, mulai dari digitalisasi, pendaftaran di Google Maps, pendampingan legalitas, hingga branding produk.
“Kalau UMKM di sini didampingi terus, saya yakin bisa lebih maju daripada desa-desa lain,” tambahnya.
Beberapa program individu juga digulirkan, seperti sosialisasi pembuatan jamu tradisional, pelatihan eco enzym aromatik, dan pembuatan pestisida nabati. Di bidang pendidikan, mereka menggelar sosialisasi tentang bullying di SDN 007 Bangun Mulya untuk menanamkan kesadaran sejak dini.
Apresiasi dan Catatan dari Warga Desa
Kepala Desa Bangun Mulya, Boiran, mengapresiasi tinggi kehadiran mahasiswa KKN 51 Unmul. Menurutnya, para mahasiswa sangat aktif, tidak hanya dalam program kerja, tetapi juga dalam kegiatan masyarakat.
“Anak-anak ini aktif ikut kegiatan apapun. Mereka membantu UMKM, datang ke posyandu, ikut gotong royong, bahkan membantu pembuatan kompos. Kehadiran mereka benar-benar terasa,” ungkap Boiran.
Meski demikian, Boiran juga memberikan catatan. Ia menilai, koordinasi sejak awal perlu ditingkatkan agar program lebih terarah dan sesuai dengan kebutuhan warga.
“Kalau tujuan ke masyarakat jelas dari awal, program bisa lebih maksimal. Tapi secara keseluruhan, arah yang mereka bawa untuk desa ini sudah bagus,” tambahnya.
Harapan lain dari Boiran adalah agar KKN ke depan lebih banyak menyentuh sektor pertanian, yang menjadi tumpuan hidup sebagian besar warga.
“Selama ini belum ada program KKN yang betul-betul fokus ke pertanian. Padahal itu kebutuhan utama kami. Kalau itu bisa diwujudkan, manfaatnya pasti besar sekali,” harapnya.
Apresiasi juga datang dari masyarakat. Mereka merasa program KKN kali ini lebih terarah dan jelas. “Kalau dulu mahasiswa datang, justru kami yang memberikan program. Kalau mereka ini sudah punya rancangan kegiatan sendiri,” ujar seorang warga. Warga lainnya bahkan menyebut mahasiswa KKN ini “sibuk sekali” karena setiap hari aktif di lapangan.
Lebih dari sekadar program, mahasiswa KKN 51 juga berhasil membangun kedekatan emosional. Mereka terlibat dalam perayaan 17 Agustus, menghadiri pengajian, dan makan bersama warga. Kedekatan ini membuat warga berharap Desa Bangun Mulya kembali menjadi lokasi KKN tahun berikutnya.(*lov)